Tugas 2 Ilmu Sosial Dasar



BAB III
INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

1.       Contoh Kasus
Tak Diizinkan Beli Motor, Suami Tega Bakar Hidup Istrinya
on Dec 14, 2014 at 13:52 WIB

Liputan6.com, Garut - Susi (40) seorang ibu rumah tangga di Garut, Jawa Barat diduga dibakar hidup-hidup oleh DS suaminya. Warga Desa Binakarya, Kecamatan Banyuresmi, Garut ini mengalami luka bakar serius di hampir sekujur tubuhnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (14/12/2014), sebelumnya Susi sempat tergolek lemah di ruang perawatan RSUD Dokter Slamet Garut. Namun karena kondisinya terus memburuk Susi akhirnya dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.

DS diduga membakar istrinya lantaran keinginannya untuk membeli sepeda motor ditolak Susi. DS menghendaki agar harta warisan dijual untuk membeli sepeda motor.

Enok kakak korban meminta pelaku dihukum setimpal.

Saat ini polisi terus mendalami kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ini dan sudah mengamankan pelaku DS. (Nfs/Mut).

2.       Penyebab

a. Terganggunya Motif Biologis
Terganggu atau tidak terpenuhinya motif biologis seperti makan, minum, dan sex anggota keluarga membuat mereka melakukan suatu tindakan untuk menuntut pemenuhan kebutuhan tersebut. Namun demikian, cara menuntut pemenuhan kebutuhan tersebutlah yang terkadang menyimpang.
Seorang istri mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan kepada suaminya karena suaminya tidak bisa memenuhi kebutuhan biologisnya dan kebutuhan biologis anaknya atau suami yang merasa tidak terpenuhi kebutuhan sex-nya, sehingga melakukan tindak kekerasan kepada istrinya, bahkan melampiaskannya kepada anak kandungnya sendiri.
b. Terganggunya Motif Psikologis
Seorang istri yang merasa tertekan oleh tindakan suaminya yang sangat membatasi kegiatan istrinya dalam aktualisasi diri, memaksakan istrinya untuk menuruti semua keinginan suaminya atau sebaliknya, atau orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya seperti menuntut anaknya untuk menjadi dokter atau sebaliknya anak yang menuntut orang tuanya memenuhi semua keinginannya. Ketika tekanan-tekanan dan tuntutan-tuntutan ini terakumulasi dan mencapai puncaknya, maka yang muncul adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dan juga tindak kekerasan.
Contohnya seorang istri yang yang memotong alat kelamin suaminya karena suaminya tetap ngotot ingin memiliki istri lagi. Orang tua yang membunuh anaknya karena anaknya ngotot ingin punya motor atau malu dengan keadaan anaknya yang memiliki kekurangan.
Semua tindak kekerasan di atas juga sangat berkaitan dan dipengaruhi oleh kondisi psikis anggota keluarga yang bersangkutan, entah itu stress atau depresi, malu, dan sebagainya.
c. Terganggunya Motif Teologis
Motif teologis berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan-nya. Ketika ini terganggu, maka tidak menutup kemungkinan akan muncul upaya-upaya pemberontakan untuk memenuhi kebutuhan ini.
Perbedaan agama atau keyakinan pasangan suami-istri dan keduanya tidak saling memahami satu sama lain, tidak ada toleransi di dalamnya, maka yang muncul adalah ketidakharmonisan antara keduanya. Tidak menutup kemungkinan, tindak kekerasan pun akan muncul akibat saling memaksakan keyakinan masing-masing.
Jauhnya keluarga dari agama atau keyakinan juga bisa memunculkan tindak kekerasan di dalam keluarga tersebut. Ketika ajaran agama untuk saling menyayangi, berbakti, sabar, saling menghormati, dan saling membantu satu sama lain khususnya di dalam keluarga diabaikan dan tidak diterapkan, maka kekerasan muncul, anak durhaka pada orang tua, orang tua memukuli anaknya, dan sebagainya.
d. Terganggunya Motif Sosial
Terganggunya motif sosial anggota keluarga seperti terganggunya interaksi antar anggota keluarga ataupun interaksi yang terlalu berlebihan juga bisa memunculkan tindak penyimpangan seperti kekerasan. Contohnya seorang suami yang jarang pulang dan memiliki masalah di luar, karena jarangnya interaksi maka anggota keluarga yang lain mungkin tidak mengetahuinya dan ketidaktahuan mereka akan masalah itu mengakibatkan munculnya sikap-sikap yang justru memperburuk suasana seperti anak yang rewel dan istri yang banyak meminta, sehingga emosi sang suami memuncak bahkan memicu ia melakukan tindak kekerasan.
3.      Analisis masalah :
Masalah dari kasus diatas bersumber pada kekurangan ekonomi. Sebuah rumah tangga yang kekurangan ekonomi sering menjadi dasar terjadinya KDRT. Tuntutan yang besar dari istri kepada suami yang menyebabkan sering terjadinya konflik dan terarah ke KDRT. Kaitan kasus diatas dengan penyebab masalah sosial tidak adanya sistem sumber yaitu ayah yang bekerja dengan hasil minim inilah yang menjadi pokok permasalahan. Kekurangan sumber dari ayah seharusnya kita gali lebih dalam . sumber sebenarnya dapat kita cari ataupun dapat kita buat. Sumber dapat berasal dari saudara, tetangga, teman, dan juga pemerintah maupun swasta.
Dalam kasus ini kekeurangan sumber dalam hal ekonomi dapat diberikan solusi ayah dengan mencari pekerjaan yang lebih baik. Apabila susah mendapatkan pekerjaan yang baik karena umur yang semakin tua, ayah dapat mencari bantuan kepada saudara, teman, maupun meminjam dana dari instansi pemerintah maupun swasta. Dana yang dipinjam dapat digunakan dengan baik yaitu membangun usaha yang belum banyak dilakukan oleh masyarakat. Dalam hal ini, perubahan pola pikir ayah sebagai kepala keluargalah yang seharusnya kita rubah (mainset).
Jika hal tersebut dapat diatasi oleh ayah maka masalah yang terjadi dalam rumah tangga seperti omelan nenek dan kebutuhan anak yang banyak dapat teratasi. Sehingga, konflik antar suami dan istri dapat teratasi dan menguangi penyebab terjadinya KDRT.




Comments

Popular posts from this blog

Membuat Garis Vertikal Horizontal dan Diagonal pada OpenGL plus Java

Flowchart Ticketing Machine